Kamis, 14 Januari 2010

Lima belas menit di Yogyakarta….


Sejenak menarik nafas untuk memulai kembali kerja syaraf yang lebih sering menegang belakangan ini. Seketika pandangan menembus cakrawala singgah di kota nan jauh disana. Tempat berpadu eksotisnya budaya, karya yang begitu istimewa, tatanan rupa nan sempurna, Tak kuasa tuk terus bercengkrama memandangnya. Yogyakarta… Belum pernah lagi menapakkan kaki disana setelah 17 tahun lalu, entah bagaimana rupa kota itu. Masih elok kah, atau ia tak kuasa tergerus serbuan dahsyat virus mega politan yang menulari lugunya kota cantik itu.

Yogyakarta…

Sekali lagi ingin kembali kesana, ada begitu banyak yang belum tersampaikan padanya. Yogyakarta tetap setia, menanti dan melepas siapapun yang datang dan pergi. Sejak hari itu, Belum lagi kaki ini menyusuri jejak basah tanah pagi di sekitaran hijaunya lukisan alam terbentang, belum juga lidah ini termanjakan manisnya sajian sederhana dijajakan dengan tulusnya rasa. Sungguh lima belas menit yang membangkitkan mengenang Yogyakarta. Yogya yang tak pernah mati dan tak kan berhenti hati untuknya.

Yogyakarta di hati

1 komentar:

  1. hmm..jadi ingat waktu kita nyanyi bareng lagunya Kla euy..
    pupuy...kapan ke yogya???
    he...

    BalasHapus